Obat-obat antihiperlipidemik (hipolipidemika) adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal. Lipida darah (lipid plasma) terdiri dari lemak-lemak netral (trigliserida), kolesterol (kolesterin) dan fosfolipida. Karena lipid tidak larut dalam air, zat tersebut dibawa dalam plasma dari jaringan ke jaringan dengan cara terikat pada protein. Lipid yang terikat dengan protein plasma ini disebut lipoprotein. Lipoprotein dikelompokan menjadi 4.
- Khilomikron
- Lipoprotein kerapatan (densitas) sangat rendah (VLDL = Very Low Density Lipoprotein), disebut juga pre-b-lipoprotein.
- Lipoprotein kerapatan rendah (LDL = Low Density Lipoprotein), disebut juga b-lipoprotein.
- Lipoprotein kerapatan tinggi (HDL = Hight Density Lipoprotein), disebut juga a-lipoprotein.
HDL memiliki prosentase protein lebih banyak dan prosentase lipid lebih sedikit. Fungsinya adalah untuk menghilangkan kolesterol yang tertimbun dari aliran darah dan membawanya ke hati. Karena itu HDL dikatakan mempunyai kerja melindungi terhadap aterosklerosis (pengerasan, hilangnya elastisitas serta penyempitan lumen pembuluh arteri), sehingga HDL disebut kolesterol “baik”. Ketiga lipoprotein yang lain (Khilomikron, VLDL dan LDL) terutama terdiri dari kolesterol dan trigliserida dan membantu terjadinya ateroskelosis. Ketiganya biasa disebut juga kolesterol “jahat”.
Tabel berikut menyajikan klasifikasi lipoprotein dan komposisinya.
Sub Kelompok Lipoprotein | Komposisi Lipoprotein | |||
Protein (%) | Kolesterol (%) | Trigliserida (%) | Fosfolipid (%) | |
Khilomikron | 1 - 2 | 1 - 3 | 80 - 95 | 3 - 6 |
VLDL | 6 - 10 | 8 - 20 | 45 - 65 | 15 - 20 |
LDL | 18 - 22 | 45 - 50 | 4 - 8 | 18 - 24 |
HDL | 45 - 55 | 15 - 20 | 2 - 7 | 26 - 32 |
Peningkatan kadar lipoprotein darah disebut hiperlipoproteinemia. Ada enam tipe hiperlipoproteinemia, selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tipe | Sifat Lipoprotein | Istilah |
I | Khilomikron bertambah banyak | Hiperkhilomikronemia |
II a | LDL bertambah banyak | Hiper Betha Lipoproteinemia |
II b | LDL dan VLDL bertambah banyak | Hiper Betha dan Pre Betha Lipoproteinemia |
III | Abnormalitas LDL | Broad Betha Disease |
IV | VLDL bertambah banyak | Hiper Pre Betha Lipoproteinemia |
V | VLDL dan Khilomikron bertambah banyak | Hiper Pre Betha Lipoproteinemia dan Hiperkhilomikronemia |
Kadar lipida darah dan lipoprotein dapat meningkat karena faktor lingkungan (hiperlipidemia / hiperlipoproteinemia sekunder) seperti berat badan berlebih karena diet yang salah, alkoholik dan penyakit metabolisme (hipotiroid, DM, pirai) atau kelainan genetik (hiperlipidemia / hiperlipoprooteinemia primer). Jika kolesterol, trigliserida dan LDL meningkat, maka risiko seseorang menderita penyakit jantung koroner (PJK) semakin meningkat pula.
Tabel berikut menyajikan berbagai lipida darah dan nilai normalnya sesuai klasifikasi berdasarkan risiko.
Lipid | Nilai Normal (mg / dL) | Tingkat Risiko PJK | ||
Rendah (mg/dL) | Sedang (mg/dL) | Tinggi (mg/dL) | ||
Kolesterol | 150 - 240 | < 200 | 200 - 240 | > 240 |
Trigliserida | 40 - 190 | bervariasi sesuai umur | > 190 | |
Lipoprotein : | ||||
LDL | 60 - 160 | < 130 | 130 - 159 | > 160 |
HDL | 29 - 77 | > 60 | 35 - 50 | < 35 |
Diet
Diet merupakan terapi permulaan bagi hiperlipidemia dan sebagian besar kasus hendaknya dicoba beberapa bulan sebelum mempertimbangkan farmakoterapi. Pengaturan diet dilakukan dengan :
- Pengurangan konsumsi lemak jenuh. Lemak jenuh terdapat dalam daging hewani termasuk daging ikan. Juga terdapat dalam minyak tumbuhan (minyak kelapa dan minyak kelapa sawit). Demikian juga dengan susu. Sebagai pengganti dapat digunakan susu rendah lemak, mentega lunak dan minyak tumbuhan cair.
- Konsumsi lemak-lemak tak jenuh (poly dan mono unsaturated) sebagai pengganti minyak lemak jenuh. Terdapat pada minyak tumbuhan dan margarine serta minyak zaitun dan canola.
- Pengurangan konsumsi kolesterol. Terdapat pada kuning telur, hati, ginjal, otak dan roti tart.
- Meningkatkan konsumsi buah-buahan segar, sayur dan produk biji-bijian utuh untuk menambah keragaman dan memberikan gizi serta serat.
Untuk mendukung upaya terapi diet, perlu diikuti upaya penunjang yaitu menurunkan berat badan (karena dapat meningkatkan kadar HDL) dan olahraga (dapat menurunkan kadar trigliserida, kolesterol dan meningkatkan kadar HDL).
Pada banyak kasus, diet saja tidak cukup menurunkan kadar lipid darah. Karena 75-80% kolesterol darah berasal dari bahan-bahan dari dalam tubuh sendiri (endogen). Terapi diet akan menurunkan kolesterol total sebanyak 10-30%. Jika hiperlipidemia tidak dapat dikendalikan dengan diet dan olahraga, maka farmakoterapi merupakan alternatif pilihan selanjutnya.
Farmakoterapi
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol dari tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh.
Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi :
A. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)
Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkan
Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).
Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma.
Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.
B. Derivat Asam Fibrat
Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V.
Mekanisme kerja : memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan
2. Litiasis : pembentukan batu empedu
3. Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait dengan kematian
4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti koagulan.
Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu.
C. Resin Pengikat Asam Empedu
Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol.
Mekanisme kerja : obat ini merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya. Kekurangan asam empedu didapat dari sintesis baru dari kolesterol (yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma menurun.
Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung (flatulen)
2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.
Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.
D. Probukol
Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis.
Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag.
Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.
Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis.
Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia lain tidak efektif.
Efek samping : gangguan pencernaan ringan.
E. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase
Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.
Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan kolesterol intrasel.
Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia.
Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan otot (miopati)
Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko pendarahan.
Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.
F. Minyak Ikan
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesteromia.
G. Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma.
Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL.
Sediaan Obat
Generik | Patent | Produsen | Bentuk Sediaan |
Gemfibrozil | Lopid | Park Davis | Kapsul/Tablet 300, 450, 600, 900 mg |
Lipidan | Dankos | Kapsul/Kaplet 300, 600 mg | |
Lapibroz | Lapi | Kapsul 300, 600 mg | |
Fenofibrat | Evothyl | Guardian | Kapsul 100, 300 mg |
Hipolip | Mecosin | Kapsul 100, 300 mg | |
Hyperchol | Ikapharmindo | Kapsul 100, 300 mg | |
Klofibrat | Arterol | Pharos Chemie | Kapsul 250, 500 mg |
Bezafibrat | Bezalip | Boehringer Mannheim | Tablet 200 mg |
Atorvastatin | Lipitor | Marner-Lambert | Tablet 10, 20 mg |
Lovastatin | Belvas | IPI | Tablet 20 mg |
Justin | Ifars | Tablet 20 mg | |
Vastachol | Rama Farma | Tablet 20 mg | |
Fluvastatin | Leschol | Novartis | Kapsul 40 mg |
Simvastatin | Liponorm | Dankos | Tablet 5, 10 mg |
Normofat | Soho | Tablet 5, 10 mg | |
Sinova | Combiphar | Tablet 5, 10 mg | |
Pravastatin | Pravachol | Bristol Myers Squibb | Tablet 10, 20 mg |
Mevalotin | Sankyo, KF | Tablet 5, 10 mg | |
Asam nikotinat | Tablet 100 mg |
PUSTAKA PENDUKUNG
; ISO Indonesia; Volume XXXV; Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia; PT. AKA; Jakarta; 2001
; Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000; CV. Sagung Seto; Jakarta; 2001
Katzung, G. Bertram; Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi keenam; EGC; Jakarta; 1998
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R; Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan; EGC; Jakarta; 1996
Mutschler, Ernst, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung, 1991
Mycek, J. Mary, Harvey, A. Richard dan Champe, C. Pamela; Farmakologi, Ulasan Bergambar; Edisi kedua; Widya Medika; Jakarta 2001
Tan, Hoan, Tjay dan Rahardja, Kirana; Obat-obat Penting; Edisi Keempat; 1991
Woodley, Michele dan Whelan, Alison; Pedoman Pengobatan; Edisi Pertama; Yayasan Essentia Medica dan Andi Offset; Yogyakarta; 1995
Bahan ajar smk farmasi isfi bjm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar